Halooo selamat
siang ketemu lagi ni sama mimin, hihi. Kali ini mimin akan kasih tahu 5 resiko
investasi reksadana dan cara mengatasinya, sesuai dengan komentar kak Digma
Heldy Pratama pada postingan blog “Investasi Sangat Menguntungkan, ReksadanaCocok Untuk Pemula”.
Sebagai investor
kita harus menjadi investor yang cerdas. Tidak hanya ingin mengambil keuntungan
banyak dari jumlah modal yang ditanam, namun harus mampu memahami dan menganalisa
kemungkinan resiko-resiko yang akan terjadi pada investasi reksadana supaya tidak terjadi kerugian. Nah ini
merupakan 5 kemungkinan resiko yang bisa terjadi dalam investasi reksadana,
kamu harus simak ya...
1.
Return Reksadana Tidak Pasti
· Memilih reksadana yang yang tepat atau memiliki tingkat resiko sesuai dengan tujuan keuangan. Sebab hal tersebut menjadi kunci keberhasilan investasi.
· Melakukan diservikasi. Tidak menaruh uangnya dalam satu instrumen, investor harus menyebarkannya ke banyak instrumen agar ketika yang satu mengalami kerugian masih ada yang lain.
2.
Tidak Ada Jaminan Pemerintah
Reksadana tidak ditanggung dan tidak dilindungi pemerintah. Jika reksadana
mengalami kerugian, maka harus ditanggung sendiri oleh nasabah. Untuk mengatasi
resiko ini sama seperti pada poin satu, investor harus memilih reksadana yang
tepat.
3.
Harus inisiatif Sendiri
Investasi di reksadana membutuhkan kedisiplinan menabung, karena tidak ada
pihak yang mengingatkan investor. Jika investor lupa, bisa kehilangan momentum.
Namun untuk mengatasi resiko ini dalam reksadana sekarang ada bantuan program
Auto-invest. Program reksadana yang di set setiap bulan akan secara otomatis
memotong uang pada tabungan investor untuk diinvestasikan ke reksadana yang
sudah dipilih.
4.
Dana Tidak Bisa Dicairkan
Secara normal,
pencairan Reksadana dilakukan dalam 3 hari. Jadi, jika investor mencairkan hari
ini maka T+3 uangnya sudah masuk ke rekening nasabah. Namun, perlu diketahui bahwa ada
resiko likuiditas atau yang dimaksud sebgai penjualan Kembali (pelunasan). Resiko
likuiditas dapat timbul jika pada saat yang bersamaan, semua investor melakukan
penjualan reksadana dan manajer investasi gagal menyediakan dana.
Namun tenang saja untuk mengatasi resiko ini investor perlu teliti melihat kekuatan Manajer Investasi. Salah satunya melihat berapa
besar dana kelolaan atau AUM Manajer Investasi. AUM adalah asset bersih yang
dikelola Manajer Investasi. Dana kelolaan mencerminkan kepercayaan investor
terhadap Manajer Investasi, semakin banyak semakin terpercaya.
5.
Reksadana Bisa Dibubarkan
Reksadana bisa saja dibubarkan karena perintah
dari OJK sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan juga nilai
aktiva bersih dari reksadana tersebut menjadi kurang dari Rp. 25.000.000.000
selama 90 hari bursa berturut-turut manajer investasi akan melakukan pembubaran
dan likuiditasi. Namun, resiko ini dapat diatasi dengan cara sebagai berikut:
·
Investor
perlu memilih Reksadana yang kinerjanya baik.
·
Investor
perlu melihat daftar list reksadana dengan menganalisa data nilai aktiva
bersih.
·
Investor harus merhitungan
nilai aktiva bersih reksadana menunjukkan seberapa besar jumlah uang dalam
reksadana yang dikelola oleh Manajer Investasi. Semakin besar menunjukkan
semakin kuat Reksdana tersebut.
Jangan lupa berkunjung pada postingan blog
Cara Kerja Reksadana
"Terima kasih telah berkunjung ke blog ini, semoga
blog ini dapat bermanfaat dan menambah wawasan teman-teman tentang reksadana.
Jangan lupa berlangganan dan memberi komentar tentang pengetahuanmu untuk
membantu blog ini terus berkembang"

wah makasih mimin informasinya, dengan ini saya jadi bisa meminimalisir resiko yang mungkin akan terjadi. semangats
BalasHapusSama2 kak, terima kasih juga sudah berpartisipasi
Hapus